Monday, October 18, 2010

Perasaan Busuk yang Terasa Suci

hari ini...
seharusnya aku menerima kabarmu, atau aku membagi kabarku. tapi tidak sejak malam itu, sayang... kita bertengkar lagi, untuk kesekian kalinya. mempertahankan apa yang ada di otakmu juga otakku. apa yang ada di hati kita, kau bilang hanya kau dan Tuhanmu yang mengerti, aku tidak.

itu sudah cukup membuatku patah arang. tidak, aku tidak marah, sayang. hanya gundah. karena selama ini, ternyata aku tidak benar-benar mengerti kamu. padahal, itulah satu-satunya yang sangat kuinginkan. bisa mengertimu. apapun itu.

sayang, aku rindu.
caci makimu, pujian sarkasme mu, apa saja. dulu lagu itu terasa menenangkan. mendengarnya, aku merasa kau ada disini menggenggam tanganku, mengusap lembut pipiku, mengurai rambutku... tapi sekarang, lagu itu terasa menyakitkan! aku tiba-tiba membencinya! katakan kenapa sayangku...??

terangkan saja padaku, pengejawantahan perasaan ini. kecamuk apa? kenapa tidak pernah letih wajahmu mendampingiku? apa ini salahku dimasa lalu? lalu kau kutuk untuk mengingatmu tanpa henti, membaca setiap isyarat yang kau berikan, mesti harus mengeruk keras isi kepalaku?

aku yang bodoh dan tolol ini, melihatmu berdiri diatas gunung pengetahuan. memasukkanmu perlahan dalam nadiku, mengucap harapan dalam bisik saat malam mulai menggantung, berharap Tuhan berpihak pada takdir baik. kau mungkin bilang tak mungkin. tapi ingatkah kau sayang? waktu itu kau bilang, 'percaya saja pada keajaiban, Tuhan Maha Menguasai keajaiban itu'.  Aku tak percaya, sayang...lalu kau mengubah telapak tanganku, merubah warna biru langit menjadi jingga...saat salju yang keras terjejak di bawah kaki kita.

Alaska, sayang?
aku kini mulai membencinya!
karena aku harus meletakkan butiran ion terakhirmu untuk keegoisan bumi yang akan menelanmu bulat-bulat!!
tidakkah kau kasihan padaku, sayang...?
tidakkah kau pikirkan apa yang akan terjadi setelah kematianmu yang sakral itu?
kini, membayangkan kau tak ada pun aku sudah kalang kabut, apalagi nanti? 


kau JAHAT!!
kalau dunia ini memusuhimu, lalu kenapa harus aku yang dihukum??
kenapa cuma aku yang harus mengerti semuanya, apakah kau juga mengerti aku? jangan berpikir jiwamu hanya satu, kalau ternyata patahannya malah tersimpan didalamku!


hati terasa kosong kini..
ya, aku yang memutuskan untuk pergi darimu. supaya nanti, 13 tahun lagi. aku sudah cukup kuat untuk menghadapi abu kelabumu. supaya, nanti, saat menebarkannya, tanganku tak lagi gemetar, bibirku tak lagi dingin, dan hatiku tak lagi retak.


kamu, yang terselubung oleh kabut
memaksaku untuk melihatmu hilang
lalu untuk apa semua bahasa dewamu?


kamu, kurasa mulai kucinta.


(opiezip_Jakarta)
 

1 comment:

  1. ya..dari semua Asmaul husna, saya merangkumnya jadi Mahaajaib

    inget film kemaren, "mungkin mengorbankan keseimbangan untuk cinta adalah akhir yang seimbang"..tapi jika dia lebih memilih seimbang..mau apalagi..tinggal minta keajaiban

    enjoy your sorrow and confusion

    ReplyDelete