Wednesday, November 24, 2010

Setengah Jadi...

Degupnya satu-satu,
lama-lama makin lemah,
sepertinya akan hilang.

Perlahan dia bangun dari duduk,
dengan nanar dia pandangi lukisan setengah jadi karyanya.

Sumpah.
dia sudah berusaha total untuk menyelesaikan,
sampai habis catnya,
sampai rusak kuasnya,
sampai kering darahnya.
Ya, warna merah dibaju wanita di lukisan itu adalah darahnya.

limbung dia mendatangi lukisan itu,
'Haah.. baru setengah jadi saja kau begitu cantik, Seruni', ujarnya dalam hati.
ada hangat menjalari wajahnya, rupanya sudah pagi,
cahaya mentari menyeruak sarat dari luar jendela kamarnya.

dia tinggalkan lukisan itu, berjalan ke arah sofa tua disamping jendela,
lalu duduk memandang keluar, ke arah jalan,
ke arah riuh hiruk pikuk orang yang sibuk meraih mimpi.

'Ya, hanya mimpi yang terjadi antara kita, Seruni. Hanya mimpi.' ucapnya lirih.

diambilnya secarik kertas kusut dari kantong bajunya.
surat dari Seruni.
surat ijin mati duluan.

Seruni bunuh diri hari Rabu minggu lalu.
minum racun serangga.

katanya dunia ini sudah tidak peduli lagi padanya.
Seruni merasa tidak dicintai.
Seruni merasa terbuang.

padahal, sebenarnya Seruni tidak sendiri.
ada Bara.

Seruni hanya tidak tahu.
ya, Seruni hanya tidak tahu,
kalau selama ini, ratusan wajah ayu-nya memenuhi dinding kamar ini, juga hati Bara.
ya, Bara yang pengecut!
Bara yang sok suci!
Tidak mau mengakui cintanya pada Seruni.

tapi sebentar lagi Seruni pasti senang.
sebentar lagi.

.......................................

ada selembar kertas melayang pelan.
surat ijin mati duluan.

tiba-tiba sunyi.

_Jakarta.

Tuesday, November 16, 2010

...Belum ada Judul : 1

Pagi ini seperti biasanya, ada cahaya terang menyeruak melalui jendela kamarku. Resiko mungkin, karena letak kamar berada lebih tinggi dari rumah-rumah yang lain, jadi kamarku mendapatkan diskon sinar matahari besar-besaran, lebih hangat, juga lebih silau. 


Baiklah. Singkirkan saja selimut apak ini. Aku harus bangun. Semakin lama ditempat tidur malah membuat ku semakin nyata seperti pesakitan.!


Sambil berjalan ke dapur, pikiran ku kembali mengingat mimpi semalam. Mimpi tentang seorang lelaki. Lelaki yang berdiri di tengah hujan. Sambil membawa kunang-kunang berwarna kuning terang. Dadaku berguruh saat melihatnya. Tapi tiba-tiba dia menghilang, tepat saat hujan juga tiba-tiba berhenti. Sial! Aku belum tanya siapa namanya.


Aku panaskan air. Membuat kopi hitam. Sarapan pagiku. 


Aah..menyesap kopi pagi-pagi, sambil berdiri di balkon seperti ini memang terasa nikmat sekali. Laut biru gelap sejauh mata memandang memuaskan perasaanku. Tenang..damai, tapi juga sepi. Ah, aku terlalu lama kesepian, sampai-sampai tulisanku pun terasa kering. Aku menjadi pujangga yang harus dikasihani. Kehabisan inspirasi. Terkuras habis sudah. Dan aku tak berdaya.


Ada suara kelepak sayap. Perlahan dan menuju ke arahku. Tak lama ada dua ekor alap-alap hinggap di pagar balkon. Sepertinya mereka sepasang. Aku cemburu. Unggas saja punya pasangan. Dan mereka bisa bahagia. Lalu kenapa aku tidak? Masih patutkah aku mencari seseorang untuk aku gombali sejuta puisi romantisku? Tapi aku bukan orang yang romantis..tidak juga lembut dan anggun, pantas saja mereka tidak mau denganku. Aku terlalu perkasa untuk mereka. 


Baiklah. Pagi ini pergi ke desa saja. Siapa tahu ada yang mau bayar tenagaku. Aku memang kurus kering dan peot. Tapi jangan salah, tenaga ku kuat. Aku mampu membawa seember air ke atas bukit dari sungai di dalam hutan. Ah...ternyata aku memang terlalu perkasa untuk semua lelaki itu, juga tidak tampak menarik di mata mereka. Aku tidak suka berdandan. Rambutku aku biarkan terikat. Kadang tergerai. Suka - suka ku lah. Ya, mungkin aku tidak seperti wanita biasanya. Aku hanya sebuah kotoran di ujung hidung. Upil.




_Jakarta,

Saturday, November 13, 2010

Confession....

the more i get to know you,
the more i figure out, that you're so fragile.

i'm not your angel, or star or even a sun!
i'm just a weed.

a weed that always be here,
here, in the top of the hill,
who will company you, every time you feel alone.
so don't be scared.

no, i won't push you,
just like what i did to the others,
i'll make my self patient on you.
on us.
and i'll be here.
just stay here.
until you find me.
until you realize.
why,
i choose you above the others bright lights.

(Dedicated to the one who has the same name with my future child : Bara)

_Jakarta

Ternyata benar...

Benarkah? apa yang mereka katakan tentang segala baik dan burukku? padahal aku sendiri tidak peduli akan jadi baik atau buruk. Aku hanya menikmati saja. Mengumpat saat ku mau. Memuja saat ku butuh. Lalu apa yang salah?

Benar. Aku kesepian. Karena selama ini belum ada yang bisa membuatku 'orgasme' berkali-kali. Selalu terhenti di tengah jalan, dan rasanya sangat tidak enak!

Tidak. Aku tidak mengumpat pada Tuhan atas mereka yang didatangkan padaku sebelumnya. Bukan salah mereka untuk tidak menjadi 'sempurna' seperti yang aku mau. Mungkin memang salahnya ada padaku. Aku yang justru tidak bisa menerima kekurangan mereka. Bukan, bukan salah wajah yang tak tampan, atau dompet yang tak mapan. Aku sendiri pun tidak indah, tidak pula berjaya. Aku hanya biasa saja. Seperti debu yang ingin naik tingkat menjadi sampah. Salahkah?

Tuhaaan.... aku hanya ingin mencintai cinta yang berbalas sebanyak yang aku berikan. Aku ingin, menjadi pengucap, 'aku kangen kamu sayang', pada orang yang benar-benar aku tempatkan sebagai prioritas hatiku, bukan hanya sekedar sambil lalu, lewat begitu saja seperti kentut!

Ada dia, dia dan dia. Semua tampak pas. Tapi aku tak yakin apakah aku pas untuk mereka. Apa harus aku tangkap mereka semua, lalu menyekap mereka dalam penjara ilusi hatiku? Betapa mudah itu sebenarnya. Aku bahkan bisa membuat salah satu dari mereka ejakulasi berkali-kali. See? aku memang hebat! padahal melakukan persenggamaan saja aku belum pernah! Betapa kata-kataku sangat bertuah! Hah!

Tubuh ini ada batas kadaluarsanya Tuhan. Aku tidak bisa mempertahankannya dalam bentuk seperti ini terus. Aku bisa peot dan keriput kapan saja. Dunia ini pasti akan dengan sangat mudahnya membuatku menjadi tidak dikenali lagi dalam waktu 1 detik saja. Lalu apa yang harus aku lakukan untuk menjadikannya berguna?

Apa harus ke pelacuran hanya untuk mencicipi rasa persetubuhan itu seperti apa? Aaah....Tidak. KAU. Ya..KAU wahai Tuhan, bersalah atas menerbitkan rasa takut ini. Takut padaMU, takut pada hukumMU. Padahal merasakan hukuman itu saja aku belum pernah, membayangkannya saja aku menolak. Tapi mengapa aku begitu penurut padaMU, wahai Tuhan-ku? Apa karena aku terlalu mencintaiMU? Tapi kenapa rasanya berbeda dengan aku mencintai ciptaanMU? Aku tidak merasa menggebu-gebu, tidak merasa berdebar, tidak panas dingin, tidak merasa tak bisa tidur, tidak bermimpi apapun tentangMU. Tapi kenapa aku begitu takluk??

Tuhan, salahMU! SalahMU kalau aku selalu menangis saat merasa tak berdaya, saat merasa sangat lelah, saat merasa sudah terbuntukan jalanku. Aku berlari padaMU dalam air mata sesenggukan. Dalam berdiri, duduk dan bersujud, bahkan dalam tidurku. Sakit rasanya. Tapi KAU menenangkannya dengan tidak melakukan apapun. Apa yang kau ciptakan pada tubuhku ini Tuhan? Rahasia apa, ilmu apa?? Jelaskan padaku!

................................................................


Tuhan Tersayang....
Kau memintaku untuk bersabar. Sampai kapan? Sampai pada akhirnya aku menyerah dan memilih untuk melanggar ucapanMU? Tidak. Aku bukan pengkhianat. Aku akan selalu setia padaMU, Tuhan Tersayang. Tapi tolong, hentikan tangis ini.
Aku kesepian.
Aku ingin bersama makhluk yang kau ciptakan untukku.
Aku ingin bercinta. Melepaskan keperawananku.
Lalu setelah itu, aku adalah milikMU sepenuhnya.
Terserah, mau KAU apakan aku!

Duh, Tuhanku yang Maha Baik...
Sekali saja Tuhan, aku ingin bercinta sekali saja.
Pada lelaki. Seperti sewajarnya untuk apa bentuk tubuhku tercipta.
Lalu, satu lagi.
Ijinkan aku merasakan tendangan kecil di perutku.
Ijinkan aku merasakan air susuku tersedot terus sepanjang malam, sepanjang hari.
Ijinkan aku menembangkan mereka lagu dari buku suciMU.

Sudah, sudah jelas bukan?
Aku hanya ingin menjadi wanita utuh.
Secara tepat, tepat seperti yang KAU ciptakan.


_Jakarta : 13Nov10

Thursday, November 11, 2010

Bukan Mereka, Tapi Aku yang Bilang, kalau Aku ANJING!!

Sedih, kalau menyadari ternyata aku masih bisa cemburu pada makhluk wanita yang mendekatimu. Yang merayumu dengan kecantikannya, dan membiarkanmu terlena di bawah payudaranya.

Haah....aku tidak cantik! Tidak pula anggun! Aku hanya wanita perkasa yang kencing sambil berdiri mengangkang! Seperti anjing  bukan? Ya, itu aku! Aku seperti anjing! Anjing pelacur yang mengais selokan dan tempat sampah untuk mendapatkan sedikit cinta.. Cinta sakral darimu! Kau! Tai Babiku!

Kenapa sih, harus kupilih kau dari jutaan nama yang ada? Padahal aku tidak ada niat untuk mengenalmu lebih jauh. Kau hanya sepotong puzzle yang kupilih untuk menggenapi papan kayuku, yang setelah lengkap akan aku bakar di neraka nanti. Tapi kau muncul begitu saja. Menyusup. Menyesap. Lalu meninggalkan bekas.

Haah...lagi-lagi salah! Seharusnya bukan cinta yang hadir. Aku hanya ingin berteman, bukan bergantung. Padamu, atau yang lainnya. Kau punya sejarah cinta yang indah, sementara aku? Aku hanya bagian suram dari segala pengharapan.

Mereka bilang,'bersabarlah', tapi aku bukan penyabar. Aku anjing yang tak sabaran! Aku bukan pengikut aliran sungai. Aku penentangnya! Dan jangan minta aku berhenti bergerak. Nanti aku mati. Nanti aku kesepian. Aku belum punya cukup selimut untuk menghangatkanku di kuburan nanti.

Aku cemburu!
Karena aku hanya bayangan.
Tak bernafas, tak berwujud.
Aku hanya misteri, dan akan hidup seperti itu, seperti yang kau minta.

Tuhan Maha Baik.
Aku hanya dicoba.
Dicoba untuk menjalani hidup ini sebagai Anjing!
Sudah itu mati, tak apalah.
Setidaknya aku bercinta dalam keperawanan.

_Jakarta