Monday, November 21, 2011

Manusia atau Tidak Manusia?

Selamat pagi!
Selamat hari Senin! 
Semoga hari ini (walaupun mendung) kita tidak kehilangan semangat untuk bisa bekerja, berkarya, belajar dan berusaha lebih baik lagi. ^_^

Hari ini, begitu nyampe kantor, langsung buka Kompas.com dan baca berita tentang penangkapan Gloria Macapagal Arroyo. Mantan Presiden wanita pertama Filipina yang diadili karena dituduh melakukan kecurangan pada saat Pemilu tahun 2007 yang lalu. Penahanan ini dilakukan atas perintah Presiden Filipina sekarang Presiden Benigno Aquino. Presiden memberikan maklumat untuk menahan Arroyo apapun keadaannya, dan tidak akan membiarkan Arroyo pergi keluar negeri dengan alasan apa pun. Jika terbukti bersalah, Arroyo akan dihukum seumur hidup. 

Yang bikin miris adalah, Arroyo ditangkap di bandara pada saat akan berobat keluar negeri, atas penyakit yang dideritanya. Arroyo menderita penyakit langka di tulang belakangnya, ditambah dengan infeksi usus, karena tidak berselera makan. Setelah ditangkap kondisinya semakin memburuk.

Tadi sempat melihat juga foto Presiden Arroyo waktu masih sehat, masih jaya, lagi ngobrol sama Presiden Clinton.  Masih sehat, cantik, gemuk, makmur dan berwibawa. Sekarang? Rambut gak keurus, duduk diatas kursi roda, ada penyangga tulang di dadanya, pake masker, dan sangat kurus. Plus dia didakwa melakukan persekongkolan dengan salah satu panglima untuk meloloskannya pada pemilu dulu. Pemerintah yang sekarang pun dengan tegas melawan dia dan berusaha untuk menjatuhkannya lebih dalam lagi. Apa sih yang kurang buruk dibandingkan dengan hukuman seumur hidup dalam keadaan sakit parah? Hukuman mati kayaknya lebih baik, setidaknya dia gak menderita lebih lama. 

Kisah lain lagi yang agak menggemaskan (baca : menyebalkan) adalah kisah eksekusi Khadafi oleh para penentangnya yang dengan sangat brutal (digambarkan dengan gamblang di media) dibunuh dan diperlakukan dengan sangat tidak manusiawi (termasuk setelah dia meninggal). Okelah, mungkin itu (menurut warga Libya) adalah pembalasan atas perlakuan Khadafi semasa hidup yang saaaaaaaaaangat menorehkan luka ke semua masyarakat Libya. Melakukan pelanggaran HAM, bertindak semena-mena dll. Diakhir hidupnya, bukan pengadilan internasional yang dilakukan atasnya, tapi pengadilan 'manusia'. Dilakukan oleh bangsanya sendiri. Secara terbuka dan tanpa tedeng aling-aling. 

Melihat perlakuan yang diterima para mantan Presiden itu, jadi teringat perlakuan yang diterima oleh mantan Presiden Soeharto. Presiden yang pada masa hidupnya kerap dipanggil 'Bapak'. Pada sisa hidupnya, ratusan bahkan mungkin ribuan tuduhan di ajukan kepadanya. Pelanggaran HAM yang dilakukan sejak dulu (semenjak dia masih menjadi tentara), segala macam penipuan (Supersemar : akhir-akhir ini baru terkuak kalo itu hanya karangan si Bapak semata), KKN : terutama untuk keluarga dekatnya (yang akhir-akhirnya semakin booming dilakukan oleh ranah mana pun di pemerintahan juga di masyarakat : trend mark!), daaaaaan masih banyak lagi pelanggaran yang dilakukan si Bapak. Tapi, gue merasa bersyukur, beruntung malah, tinggal di Indonesia, dan menjadi bagian dari masyarakat Indonesia. Kenapa? Sejahat-jahatnya si Bapak, masih ada hasil dari masa pemerintahan dia dulu yang bisa kita nikmati sampai saat ini. Hentakan pertama pembangunan dimana-mana, swadaya beras, ekspor bahan makanan, pendidikan, transportasi (jalan tol, bo!), daan lain-lain.

Beruntung, si Bapak tinggal di Indonesia. Walopun diadili macem-macem, masih bisa tuh di mendapatkan perawatan ekstra mahaaal dan ekstra baguuus di rumah sakit ternama di Jakarta. Walopun statusnya tahanan, masih bisaaa dia berkumpul dengen tenang bersama keluarga besarnya, merayakan Lebaran bersama, disungkemi orang banyak yang masih men-'Dewa'kan dia, plus, masih banyak orang-orang yang memberikan nama sama dengan nama dia untuk anak-anak mereka dengan harapan, anaknya bisa menjadi orang besar seperti dia. 

Meninggal pun, banyak yang mengarak. Sampai ke Solo sana, bersebelahan dengan kuburan mendiang sang istri yang sudah lebih dulu meninggal. Itu pun, masih banyak juga yang menangisi, mengelu-elukan, mendoakan, dan entah, untuk tujuan apa, apakah benar-benar ikhlas, atau hanya akting semata. 

Tapi, waktu beliau meninggal dulu, saya juga turut berduka, karena beliau adalah Presiden yang agak membekas dihati saya. Dari jasanya sampai kejahatannya. Karena beliau, saya jadi lebih suka pada sejarah, sekaligus membencinya, karena merasa dibohongi. Sampai sekarang pun saya gak mau tau tentang sejarah masa lalu. Taik semua! 

Tapi, tidak semua sejarah adalah palsu. Tidak semua pahlawan terkenal dan dikenal. Tidak semua kejadian adalah tentang benar atau salah. Sejarah adalah  masa lalu yang pernah terjadi. Pahit atau tidak. Kita juga adalah merupakan sejarah untuk masa depan. Baik atau buruk. Pahit atau tidak. 

Kesimpulannya...ada saatnya kita harus bertindak tegas, ada saatnya juga kita harus bertindak manusiawi. Selama masih merasa menjadi manusia, ada baiknya kita bersikap seperti manusia pula. Yang dikaruniai akal dan rasa, yang bisa menyelamatkan jiwa kita sendiri, yang merupakan rahmat dari Tuhan. 

Kalau saja hal-hal itu tidak ada lagi. Makan sesama manusia (dalam arti yang sebenarnya) sudah tidak aneh lagi. Bukan begitu?


#Jakarta : 21.11.11 
(ntar malem final Indonesia vs Malaysia....sejarah nih...hehehehe)

Thursday, November 17, 2011

Nama Kamu Siapa?


Hallo, nama saya Novie. 
Nama kamu siapa? ^_^


Pernah terpikir nggak, ada berapa banyak nama Tono, Mukidi, Sarini, Tejo, Warsita atau Udin atau Wati? Dan pernah terpikir nggak, hare gene masih ada  yang pake nama-nama itu?Well, tentu saja, masih bisa kita temui dimana-mana, tapi sebagian besar adalah Bapak-bapak atau Ibu-ibu yang usianya sudah diatas 30an. Tapi coba lihat, untuk orang-orang yang rata-rata berusia antara 18-25 tahun, sudah jarang kita jumpai nama-nama itu berseliweran di kota besar, di daerah mungkin masih ada, banyak malah. Tapi jujur aja deh, nama-nama itu pasti kurang keren kan, di telinga kalian? Kalo boleh request, pasti pengennya bernama John, Jerry, Michelle, Bella atau Ayu Ting Ting! Hey, who knows kan? Siapa tau  bisa kebawa jadi artis...hehehehe

Nama, bisa juga adalah doa dari orang tua, supaya anaknya bisa jadi yaa minimal lebih baik dari mereka, contohnya, nama Subur, mungkin orang tuanya pengen anaknya tidak kekurangan gizi, lebih sehat dari mereka, dan tentu saja makmur. 

Atau Soleh? Supaya anaknya bisa jadi orang  yang taat beribadah, cinta pada Tuhan dan tentu saja, bisa mendoakan orang tuanya agar masuk surga.

Atau Angel. Biar anaknya berhati, bersikap dan berkata seperti malaikat. Baik, lembut dan bersahaja (halah). 

Tadi pagi, sebelum berangkat ke kantor, saya sempat membaca salah satu tulisan Indra Herlambang dalam bukunya Kicau Kacau yang membahas tentang Kartini. Ya, pahlawan emansipasi wanita Indonesia, yang mungkin kini hanya kita ingat pada tanggal 21 April, hari Kartinian, padahal jasanya terhadap kemajuan wanita Indonesia sangat besar, tapi, seperti fakta ironis yang kita lihat saat ini, anak-anak Indonesia mungkin lebih kenal Naruto atau Luffy (One Piece) atau Won Bin atau 7icon atau artis K-Pop. Apa kabar Cut Nyak Dien, Christina Martha Tiahahu, Raden Dewi Sartika, Maria Walanda Maramis (nah lho, ini siapa lagi?) daaaaan lain-lain yang gak terkenal tapi juga berjasa buat Indonesia. 

Okeh, ini agak melebar dari topik pembicaraan dan saya agak menggebu-gebu kalo udah berbicara tentang sejarah (soalnya salah satu pelajaran favorit saya waktu sekolah dulu adalah sejarah hehehe), yang mau saya bahas disini bukan tentang kepahlawanannya, tapi nama mereka. Nama seperti Kartini, atau Sartika. Saya masih punya teman yang namanya Sartika. Tapi kalo Kartini? Seingat saya, dulu waktu sekolah saya nggak punya teman yang bernama Kartini. Mungkin kalian punya, atau ada kenalannya kenalan yang kenal dengan orang yang kenal dengan orang yang bernama Kartini? (halah panjang...). Mungkin agak susah ya, untuk menemukan orang yang bernama Kartini saat ini. 

Tapi, setiap orang tua, memberikan nama anaknya, itu pasti punya maksud. Walaupun ada juga orang tua yang memberi nama anaknya, dengan cara memberikan nama benda yang pertama di lihat oleh Ibu atau Bapaknya pada saat dia dilahirkan (it's a fact lho!). Misalnya, waktu dia lahir, ortunya melihat pintu, ya nama anaknya Pintu, kalo yang pertama dilihat air, mungkin namanya Banyu, tapiii kalo yang pertama dilihat ortunya bencong? atau pocong, atau kunti?  Eh siapa tau kaan? Hehehehehe....

Iseng, saya mencoba mencari arti nama saya dengan menggunakan jasa internet, di salah satu website yang namanya agak-agak berbau spiritual, dan katanya perhitungannya pake rumus matermatika (ternyata benar, matematika adalah inti dari semua ilmu pengetahuan di dunia ini, nyesel, kenapa dulu nilai matematika saya selalu jelek, padahal kan siapa tau, kalo jago matematika saya bisa jadi Steve Jobs atau Linus Trovalds..ngarep!). Daaan hasilnya adalah :

NOVIE DEWI AMELLYA

Mengandung Arti: 

- Pekerjaan yang sempurna
- Sebuah perjalanan jauh (berasa peta)
- Kesempurnaan dan kebaikan
- Kesesatan dan kedukaan (sesat???)
- Kesedihan dan kekurang-sempurnaan
- Keangkeran dan pengaruh kekuasaan (angker?? ::langsung masang rambut gondrong dan taring naga)
- Keteguhan, kebijaksanaan, pengaruh dan kekuasaan
- Perjalanan yang melelahkan (mau kemana sih?)
- Kekejaman (kejam?? ::ngasah golok)
- Berhasil dengan baik, cerdas dan beruntung
- Perasaan pada keadilan
- Pertobatan/penyesalan
- Bersemangat, berpengetahuan dan keindahan
- Jalan penghidupan yang tentram, merdeka, bahagia dan sempurna



Agak sedikit shock dengan hasil penerjemahan nama saya diatas, apalagi di websitenya ada penegasan "dengan akurasi yang tinggi" wooooooootttt......*pengsan*


Karena masih kurang yakin, saya coba lagi ke website yang lain. Dan jawabannya cukup singkat tapi sangat menohok, bunyinya : "Maaf, Anda payah di tempat tidur!" Apaaaaaaaaaa???? 

Website berikutnya! Jawabannya adalah : "Mempunyai sifat temperamental" Haaah apa pula ini?? *sambil nedang kaki meja!* Lhoo?? kok benar??

Ah sudahlah, dari pada semakin gak jelas dan membuat jadi pusing, lebih baik saya akhiri saja pencarian nama di internet, langsung tanya ke dukun ajah! Ada yang punya akun fesbuknya nggak? *desperate mode:on*

Huuuuff....(tarik nafas dalam-dalam). 

Sebenarnya, duluuu banget, pernah tanya ke Mama sama Papa, tentang arti nama kami, anak-anaknya. Papa cerita, kalo nama saya, itu ada arti tersendiri, sekaligus gabungan dari nama Mama, Papa, Mbah Putri juga Mbah Kakung. Waktu itu, saya pikir, keren bangeeeettt...tapi setelah agak sedikit mengerti, saya berpikir, lumayan berat juga yaa tanggung jawabnya, nama orang-orang terdekat saya melekat erat pada nama saya. Nama yang akan saya bawa sampai mati. Nama yang mewakili mereka. Nama yang semoga menurunkan sifat baik mereka pada saya. Nama saya..adalah juga nama mereka. 

Kata Papa, 
Novie : adalah nama panggilan saya, 
Dewi : artinya perempuan, 
Amellya : Am : nama Papa, Ell : nama Mama, Y : nama Mbah Putri, A : nama Mbah Kakung.

Versi Papa, Novie Dewi Amellya artinya : novie perempuan yang suka beramal. Xixixixi...agak maksa sih kesannya, tapi di-Amini saja deeh...semoga saya senang beramal... :))

Versi saya : Novie Dewi Amellya artinya : kumpulan doa dan harapan baik dari keluarga. Itu saja.. sudah cukup.  (^_^)









#Jakarta : 17.11.2011


::gambar diambil dari : www.djearworm.com



Wednesday, November 16, 2011

Satu Jam Saja


Satu Jam Saja
(Bukan Judul Lagu)


Senyummu
Kerlingku

Tubuh kekarmu
Dada sintalku

Pagutmu
Lenguhku

Dalam peluh 
Engah gaduh

Rahasiamu
Muslihatku

Setelah ini
Biar saja.

_Novie