Monday, November 21, 2011

Manusia atau Tidak Manusia?

Selamat pagi!
Selamat hari Senin! 
Semoga hari ini (walaupun mendung) kita tidak kehilangan semangat untuk bisa bekerja, berkarya, belajar dan berusaha lebih baik lagi. ^_^

Hari ini, begitu nyampe kantor, langsung buka Kompas.com dan baca berita tentang penangkapan Gloria Macapagal Arroyo. Mantan Presiden wanita pertama Filipina yang diadili karena dituduh melakukan kecurangan pada saat Pemilu tahun 2007 yang lalu. Penahanan ini dilakukan atas perintah Presiden Filipina sekarang Presiden Benigno Aquino. Presiden memberikan maklumat untuk menahan Arroyo apapun keadaannya, dan tidak akan membiarkan Arroyo pergi keluar negeri dengan alasan apa pun. Jika terbukti bersalah, Arroyo akan dihukum seumur hidup. 

Yang bikin miris adalah, Arroyo ditangkap di bandara pada saat akan berobat keluar negeri, atas penyakit yang dideritanya. Arroyo menderita penyakit langka di tulang belakangnya, ditambah dengan infeksi usus, karena tidak berselera makan. Setelah ditangkap kondisinya semakin memburuk.

Tadi sempat melihat juga foto Presiden Arroyo waktu masih sehat, masih jaya, lagi ngobrol sama Presiden Clinton.  Masih sehat, cantik, gemuk, makmur dan berwibawa. Sekarang? Rambut gak keurus, duduk diatas kursi roda, ada penyangga tulang di dadanya, pake masker, dan sangat kurus. Plus dia didakwa melakukan persekongkolan dengan salah satu panglima untuk meloloskannya pada pemilu dulu. Pemerintah yang sekarang pun dengan tegas melawan dia dan berusaha untuk menjatuhkannya lebih dalam lagi. Apa sih yang kurang buruk dibandingkan dengan hukuman seumur hidup dalam keadaan sakit parah? Hukuman mati kayaknya lebih baik, setidaknya dia gak menderita lebih lama. 

Kisah lain lagi yang agak menggemaskan (baca : menyebalkan) adalah kisah eksekusi Khadafi oleh para penentangnya yang dengan sangat brutal (digambarkan dengan gamblang di media) dibunuh dan diperlakukan dengan sangat tidak manusiawi (termasuk setelah dia meninggal). Okelah, mungkin itu (menurut warga Libya) adalah pembalasan atas perlakuan Khadafi semasa hidup yang saaaaaaaaaangat menorehkan luka ke semua masyarakat Libya. Melakukan pelanggaran HAM, bertindak semena-mena dll. Diakhir hidupnya, bukan pengadilan internasional yang dilakukan atasnya, tapi pengadilan 'manusia'. Dilakukan oleh bangsanya sendiri. Secara terbuka dan tanpa tedeng aling-aling. 

Melihat perlakuan yang diterima para mantan Presiden itu, jadi teringat perlakuan yang diterima oleh mantan Presiden Soeharto. Presiden yang pada masa hidupnya kerap dipanggil 'Bapak'. Pada sisa hidupnya, ratusan bahkan mungkin ribuan tuduhan di ajukan kepadanya. Pelanggaran HAM yang dilakukan sejak dulu (semenjak dia masih menjadi tentara), segala macam penipuan (Supersemar : akhir-akhir ini baru terkuak kalo itu hanya karangan si Bapak semata), KKN : terutama untuk keluarga dekatnya (yang akhir-akhirnya semakin booming dilakukan oleh ranah mana pun di pemerintahan juga di masyarakat : trend mark!), daaaaaan masih banyak lagi pelanggaran yang dilakukan si Bapak. Tapi, gue merasa bersyukur, beruntung malah, tinggal di Indonesia, dan menjadi bagian dari masyarakat Indonesia. Kenapa? Sejahat-jahatnya si Bapak, masih ada hasil dari masa pemerintahan dia dulu yang bisa kita nikmati sampai saat ini. Hentakan pertama pembangunan dimana-mana, swadaya beras, ekspor bahan makanan, pendidikan, transportasi (jalan tol, bo!), daan lain-lain.

Beruntung, si Bapak tinggal di Indonesia. Walopun diadili macem-macem, masih bisa tuh di mendapatkan perawatan ekstra mahaaal dan ekstra baguuus di rumah sakit ternama di Jakarta. Walopun statusnya tahanan, masih bisaaa dia berkumpul dengen tenang bersama keluarga besarnya, merayakan Lebaran bersama, disungkemi orang banyak yang masih men-'Dewa'kan dia, plus, masih banyak orang-orang yang memberikan nama sama dengan nama dia untuk anak-anak mereka dengan harapan, anaknya bisa menjadi orang besar seperti dia. 

Meninggal pun, banyak yang mengarak. Sampai ke Solo sana, bersebelahan dengan kuburan mendiang sang istri yang sudah lebih dulu meninggal. Itu pun, masih banyak juga yang menangisi, mengelu-elukan, mendoakan, dan entah, untuk tujuan apa, apakah benar-benar ikhlas, atau hanya akting semata. 

Tapi, waktu beliau meninggal dulu, saya juga turut berduka, karena beliau adalah Presiden yang agak membekas dihati saya. Dari jasanya sampai kejahatannya. Karena beliau, saya jadi lebih suka pada sejarah, sekaligus membencinya, karena merasa dibohongi. Sampai sekarang pun saya gak mau tau tentang sejarah masa lalu. Taik semua! 

Tapi, tidak semua sejarah adalah palsu. Tidak semua pahlawan terkenal dan dikenal. Tidak semua kejadian adalah tentang benar atau salah. Sejarah adalah  masa lalu yang pernah terjadi. Pahit atau tidak. Kita juga adalah merupakan sejarah untuk masa depan. Baik atau buruk. Pahit atau tidak. 

Kesimpulannya...ada saatnya kita harus bertindak tegas, ada saatnya juga kita harus bertindak manusiawi. Selama masih merasa menjadi manusia, ada baiknya kita bersikap seperti manusia pula. Yang dikaruniai akal dan rasa, yang bisa menyelamatkan jiwa kita sendiri, yang merupakan rahmat dari Tuhan. 

Kalau saja hal-hal itu tidak ada lagi. Makan sesama manusia (dalam arti yang sebenarnya) sudah tidak aneh lagi. Bukan begitu?


#Jakarta : 21.11.11 
(ntar malem final Indonesia vs Malaysia....sejarah nih...hehehehe)

Thursday, November 17, 2011

Nama Kamu Siapa?


Hallo, nama saya Novie. 
Nama kamu siapa? ^_^


Pernah terpikir nggak, ada berapa banyak nama Tono, Mukidi, Sarini, Tejo, Warsita atau Udin atau Wati? Dan pernah terpikir nggak, hare gene masih ada  yang pake nama-nama itu?Well, tentu saja, masih bisa kita temui dimana-mana, tapi sebagian besar adalah Bapak-bapak atau Ibu-ibu yang usianya sudah diatas 30an. Tapi coba lihat, untuk orang-orang yang rata-rata berusia antara 18-25 tahun, sudah jarang kita jumpai nama-nama itu berseliweran di kota besar, di daerah mungkin masih ada, banyak malah. Tapi jujur aja deh, nama-nama itu pasti kurang keren kan, di telinga kalian? Kalo boleh request, pasti pengennya bernama John, Jerry, Michelle, Bella atau Ayu Ting Ting! Hey, who knows kan? Siapa tau  bisa kebawa jadi artis...hehehehe

Nama, bisa juga adalah doa dari orang tua, supaya anaknya bisa jadi yaa minimal lebih baik dari mereka, contohnya, nama Subur, mungkin orang tuanya pengen anaknya tidak kekurangan gizi, lebih sehat dari mereka, dan tentu saja makmur. 

Atau Soleh? Supaya anaknya bisa jadi orang  yang taat beribadah, cinta pada Tuhan dan tentu saja, bisa mendoakan orang tuanya agar masuk surga.

Atau Angel. Biar anaknya berhati, bersikap dan berkata seperti malaikat. Baik, lembut dan bersahaja (halah). 

Tadi pagi, sebelum berangkat ke kantor, saya sempat membaca salah satu tulisan Indra Herlambang dalam bukunya Kicau Kacau yang membahas tentang Kartini. Ya, pahlawan emansipasi wanita Indonesia, yang mungkin kini hanya kita ingat pada tanggal 21 April, hari Kartinian, padahal jasanya terhadap kemajuan wanita Indonesia sangat besar, tapi, seperti fakta ironis yang kita lihat saat ini, anak-anak Indonesia mungkin lebih kenal Naruto atau Luffy (One Piece) atau Won Bin atau 7icon atau artis K-Pop. Apa kabar Cut Nyak Dien, Christina Martha Tiahahu, Raden Dewi Sartika, Maria Walanda Maramis (nah lho, ini siapa lagi?) daaaaan lain-lain yang gak terkenal tapi juga berjasa buat Indonesia. 

Okeh, ini agak melebar dari topik pembicaraan dan saya agak menggebu-gebu kalo udah berbicara tentang sejarah (soalnya salah satu pelajaran favorit saya waktu sekolah dulu adalah sejarah hehehe), yang mau saya bahas disini bukan tentang kepahlawanannya, tapi nama mereka. Nama seperti Kartini, atau Sartika. Saya masih punya teman yang namanya Sartika. Tapi kalo Kartini? Seingat saya, dulu waktu sekolah saya nggak punya teman yang bernama Kartini. Mungkin kalian punya, atau ada kenalannya kenalan yang kenal dengan orang yang kenal dengan orang yang bernama Kartini? (halah panjang...). Mungkin agak susah ya, untuk menemukan orang yang bernama Kartini saat ini. 

Tapi, setiap orang tua, memberikan nama anaknya, itu pasti punya maksud. Walaupun ada juga orang tua yang memberi nama anaknya, dengan cara memberikan nama benda yang pertama di lihat oleh Ibu atau Bapaknya pada saat dia dilahirkan (it's a fact lho!). Misalnya, waktu dia lahir, ortunya melihat pintu, ya nama anaknya Pintu, kalo yang pertama dilihat air, mungkin namanya Banyu, tapiii kalo yang pertama dilihat ortunya bencong? atau pocong, atau kunti?  Eh siapa tau kaan? Hehehehehe....

Iseng, saya mencoba mencari arti nama saya dengan menggunakan jasa internet, di salah satu website yang namanya agak-agak berbau spiritual, dan katanya perhitungannya pake rumus matermatika (ternyata benar, matematika adalah inti dari semua ilmu pengetahuan di dunia ini, nyesel, kenapa dulu nilai matematika saya selalu jelek, padahal kan siapa tau, kalo jago matematika saya bisa jadi Steve Jobs atau Linus Trovalds..ngarep!). Daaan hasilnya adalah :

NOVIE DEWI AMELLYA

Mengandung Arti: 

- Pekerjaan yang sempurna
- Sebuah perjalanan jauh (berasa peta)
- Kesempurnaan dan kebaikan
- Kesesatan dan kedukaan (sesat???)
- Kesedihan dan kekurang-sempurnaan
- Keangkeran dan pengaruh kekuasaan (angker?? ::langsung masang rambut gondrong dan taring naga)
- Keteguhan, kebijaksanaan, pengaruh dan kekuasaan
- Perjalanan yang melelahkan (mau kemana sih?)
- Kekejaman (kejam?? ::ngasah golok)
- Berhasil dengan baik, cerdas dan beruntung
- Perasaan pada keadilan
- Pertobatan/penyesalan
- Bersemangat, berpengetahuan dan keindahan
- Jalan penghidupan yang tentram, merdeka, bahagia dan sempurna



Agak sedikit shock dengan hasil penerjemahan nama saya diatas, apalagi di websitenya ada penegasan "dengan akurasi yang tinggi" wooooooootttt......*pengsan*


Karena masih kurang yakin, saya coba lagi ke website yang lain. Dan jawabannya cukup singkat tapi sangat menohok, bunyinya : "Maaf, Anda payah di tempat tidur!" Apaaaaaaaaaa???? 

Website berikutnya! Jawabannya adalah : "Mempunyai sifat temperamental" Haaah apa pula ini?? *sambil nedang kaki meja!* Lhoo?? kok benar??

Ah sudahlah, dari pada semakin gak jelas dan membuat jadi pusing, lebih baik saya akhiri saja pencarian nama di internet, langsung tanya ke dukun ajah! Ada yang punya akun fesbuknya nggak? *desperate mode:on*

Huuuuff....(tarik nafas dalam-dalam). 

Sebenarnya, duluuu banget, pernah tanya ke Mama sama Papa, tentang arti nama kami, anak-anaknya. Papa cerita, kalo nama saya, itu ada arti tersendiri, sekaligus gabungan dari nama Mama, Papa, Mbah Putri juga Mbah Kakung. Waktu itu, saya pikir, keren bangeeeettt...tapi setelah agak sedikit mengerti, saya berpikir, lumayan berat juga yaa tanggung jawabnya, nama orang-orang terdekat saya melekat erat pada nama saya. Nama yang akan saya bawa sampai mati. Nama yang mewakili mereka. Nama yang semoga menurunkan sifat baik mereka pada saya. Nama saya..adalah juga nama mereka. 

Kata Papa, 
Novie : adalah nama panggilan saya, 
Dewi : artinya perempuan, 
Amellya : Am : nama Papa, Ell : nama Mama, Y : nama Mbah Putri, A : nama Mbah Kakung.

Versi Papa, Novie Dewi Amellya artinya : novie perempuan yang suka beramal. Xixixixi...agak maksa sih kesannya, tapi di-Amini saja deeh...semoga saya senang beramal... :))

Versi saya : Novie Dewi Amellya artinya : kumpulan doa dan harapan baik dari keluarga. Itu saja.. sudah cukup.  (^_^)









#Jakarta : 17.11.2011


::gambar diambil dari : www.djearworm.com



Wednesday, November 16, 2011

Satu Jam Saja


Satu Jam Saja
(Bukan Judul Lagu)


Senyummu
Kerlingku

Tubuh kekarmu
Dada sintalku

Pagutmu
Lenguhku

Dalam peluh 
Engah gaduh

Rahasiamu
Muslihatku

Setelah ini
Biar saja.

_Novie




Monday, October 31, 2011

Profesi yang Dipercayakan Tuhan


“Menjadi guru adalah profesi yang dipercayakan Tuhan kepada saya”, ujar Nurhuda Samadi, seorang guru honorer, yang mengajar di SD Inpres USO, Kecamatan Batui, Kabupaten Banggai, Sulawesi tengah. Ibu Nurhuda sudah 10 tahun menjadi guru honorer dan tidak pernah mengeluh pada nasib yang dia terima. Semua dijalani dengan ikhlas dan pantang menyerah.  Mengajar sebagai tenaga honorer di daerah tentu tidak mudah. Segalanya serba terbatas. Belum gaji yang tak tetap yang diterimanya.


Kalau dilihat dari apa yang terjadi pada saya sekarang, harusnya saya malu. Tak harus menunggu  sampai 10 tahun dulu baru diangkat menjadi pegawai tetap. Dan harusnya saya lebih malu lagi, atas usaha Ibu Nurhuda yang tak kenal batas.


Kalimat ibu itu seperti melecut saya. Apakah saya sudah benar-benar menjalani perkerjaan saya seperti Ibu itu? Apakah saya sudah mengikhlaskan pekerjaan yang saya jalani sekarang adalah profesi yang dipercayakan Tuhan kepada saya?


Sampai saat ini saya berfikir kalau saya hanya perlu menjalani pekerjaan ini dengan sewajarnya. Mengerjakan setiap yang ditugaskan, menerima apa yang sesuai hak dan harus selalu siap dengan segala kemungkinan. Alangkah sempitnya. 


Thursday, October 27, 2011

My Bos,Me and My Friend


#Me

Siang-siang, diantara  keseriusan gue berkutat dengan permintaan untuk mencocokkan data dari sekitar 365an orang,  tiba-tiba sayup-sayup gue mendengar pembicaraan Boss gue dengan seseorang entah siapa di telepon dari ruangannya (kita beda ruangan tapi suara dia terdengar jelas, bayangkin sekeras apa suara dia). Kira-kira bunyinya begini :

Boss
:
Gini aja deh Bro, kalau gue yang pegang, tenang aja, gue tinggal nyuruh orang.
Gue yang ngedengerin
:
Apaaaa?? Tinggal nyuruh doang?? *%$#@#$%$%!!!

Tiba-tiba tanpa sadar pensil yang ditangan gue patah. Kekuatan otot tangan nih. (boong banget! Gak kuat juga ) >_<




#My Friend

Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB. Temen gue masih sibuk dengan beberapa tumpuk kertas di mejanya, beberapa draft surat dan lain-lain, diantaranya ada dua surat yang harus selesai saat itu juga, karena sudah diminta untuk diserahkan.

Saat sedang mengerjakan assessment (untuk sekitar 12 orang), datanglah Boss gue dengan santainya sambil misuh-misuh.

Boss
:
Til (bukan nama sebenarnya-kok kayak tabloid lampu merah ya?), tolong yang balasan surat untuk ke S***** lu kerjain sekarang ya, harus selesai sekarang!
Til
:
Oh, yang assessmentnya bisa nunggu dulu ya Pak?
Boss
:
Ya gak lah, itu juga harus selesai sekarang, itu udah diminta ama I**** .
Til
:
Lho…gimana sih Pak, maksudnya yang assessment juga harus selesai sekarang, yang surat buat S***** juga harus selesai sekarang? (masih gak percaya dengan ketegaan Boss gue)
Boss
:
Iya.
Til
:
Lho…gimana sih? yang assessment harus selese sekarang, yang surat ke  S***** juga sekarang. Yang mana duluuu.. (muka temen gue udah bête banget gitu sambil memperlihatkan beberapa kertas pekerjaan dia di depan mukanya)
Boss
:
Oh iya ya. Aarrggh pusing gueeee! (sambil megang kepala trus balik ke ruangannya)

Lah, how come lu yang pusing, yang ngerjain juga kita, bukan lu. (dalam hati gue)

Til
:
(ngangkat bibir sebelah kiri sambil memandang gak percaya kearah Boss.



Satu hal yang gue tau dan gak perlu temen gue omongin adalah, I’m really sure, pada saat itu, dia pengeeeen banget nyelup-nyelupin kepala Boss gue ke comberan yang udah di pipisin ama kuda. 100% sure! 

Wednesday, October 26, 2011

Me and My Boss Today


This morning, sengaja nyampe kantor agak pagi, maksudnya biar bisa kerja lebih pagi dan tentu saja pulang lebih cepat (walau gak mungkin juga pulang sebelum matahari ilang). Tapiiii apa yang terjadi sodara-sodaraaa....pas gue nyampe kantor, ruangan masih dikunci doong dengan indahnya, salah satu kuncinya dibawa sama si Boss dan kita baru masuk ruangan jaaaaaaaaam... 10.30. Mantaaabss!!

Begitu masuk, belum juga nyalain kompi, Boss gue tercinta udah mulai meracau gak jelas, 

Boss
:
eh Nov, tar tolong di trace lagi ya, surat yang kemaren kita bikin.
Gue
:
surat yang mana? (masih belum mudeng, karena kemaren kerjaan  gue gak abis-abis dari pagi ampe malem)
Boss
:
ituu yang kemarin, di trace aja ya.
Gue
:
iya yang mana? (mulai kesel..emangnya gue ngerti semua jalan pikiran dia?)
Boss
:
ituu yang kemarin gue suruh menghadap gue? (yaelaah bilang aja dari awal, surat pemanggilan, gitu,  kan gue langsung konek surat yang mana)
Gue
:
(hanya demi menghentikan ocehan dia, langsung ngangkat telpon menghubungi bagian tempat tuh orang yang dipanggil dateng).


Abis nelfon, ngadep ke si Boss lagi.

Gue
:
Pak, udah di telfon, tapi nomornya gak bisa dihubungi.
Boss
:
Pokoknya gue gak mau tau,dia mesti menghadap gue. Kalo emang hari ini gak dateng, besok atau sampai kapan pun harus dateng, gue mau semua selesai minggu ini.
Gue
:
(yaa whatever – dalam hati)


Serasa ada golok ditangan gue tiap hari.







Tuesday, October 25, 2011

Sabar Itu...

Sabar itu...
menahan diri untuk nggak ngomel-ngomel 
waktu nunggu busway yang datangnya selaluuuu telat,
kepanasan, desak-desakan daan tentu saja, nyampe kemana aja gak tepat waktu.


Sabar itu...
menahan amarah 
pada kejadian un-moral yang terjadi pada balita yang ditabrak lari dua kali di China.


Sabar itu...
menyebutkan doa diam-diam untuk Simoncelli, 
(masih gak percaya dia pergi begitu cepat). 


Sabar itu...
membiarkan lebih dulu masuk lift kepada orang-orang yang sudah ngantri sekian lama, 
pun juga kepada orang-orang yang sangat santai menyerobot antrian


Sabar itu...
mau mendengarkan keluh kesah orang lain, 
sekalipun saat itu, gue lagi gak mood sama sekali


Sabar itu...
mempersilakan orang yang gak gue suka 
untuk berbuat sesuka mereka dengan tetap membuat mereka berpikir 'i'm not their dog'


Sabar itu....
mengantri di toilet bioskop karena nahan pipis 
dan ngayal udah ada diantrian paling depan padahal masih ada sekitar lima belas orang lagi


Sabar itu...
mau menyelesaikan kerjaan kantor walau tahu, 
gak akan pernah selesai hari ini atau kapanpun


Sabar itu...
seperti melepas teman bertugas ke negeri lain, 
dan berharap suatu saat nanti masih bisa berkumpul bersama dengan jumlah yang sama pula. 
42.


Sabar itu...
menikmati setiap tikaman rasa sakit pada tulang belakang, 
pada bagian tubuh yang lain, 
demam yang meninggalkan pusing yang amat sangat, 
dan lidah yang terasa pahit sesudahnya


Sabar itu...
membuka lebar-lebar luka di hati, 
lalu mengangin-anginkannya dan sedikit menaburi garam 
untuk membiarkannya kebal dan tak akan merasakan sakit lagi selamanya


Sabar itu...
adalah setiap senyum, 
yang akan aku persembahkan padamu, 
dalam gundah atau bahagiamu, 
tanpa kau perlu tahu, apa yang sebenarnya aku rasakan.





Sabar itu...
pantatnya lebar...
Hahahaaha...serius-serius amat sih?
Hidup cuma sekali kawan, so, be wise! (^_^)


*terinspirasi dari kejadian hari ini

Monday, October 24, 2011

A Little Thief

Tadi malam, sepulang dari wisata kuliner di Rawamangun, diatas metromini 03, waktu kita lagi santai-santainya duduk sampe terkantuk-kantuk, disekitar Rawa Selatan naiklah seorang pemuda tanggung, bertindik dan bertato di tangannya. Kirain salah satu penumpang juga, soalnya sampe lari-larian gitu ngejar metromininya..eeeeh begitu naik malah bilang dengan lantang:
"Selamat Malam Bapak, Ibu, Mas, Mbak dan Kakak sekalian, maaf sebelumnya kalau kami menggangu perjalanan Anda. Kami disini mencari makan, Pak, Bu, kami lapar. Mungkin Bapak dan Ibu tidak tau bagaimana rasanya kelaparan, tapi sakit Pak, Bu rasanya. Pak, Bu, satu nusa satu bangsa, sudah sepantasnyalah kita saling menolong, ya Pak, Bu, kami memang anak jalanan, tapi daripada kami mencuri, daripada jadi maling, lebih baik kami meminta, Pak, Bu. Tolonglah Pak, Bu, buat makan, sedikit saja recehan dari Anda, Pak, Bu, tidak akan membuat Anda miskin Pak, Bu. Hanya sedikit saja dari sisa uang Anda semua, Pak, Bu."


Habis itu dia mintain ke kita, satu-satu, kalau ada yang ngasi, dia langsung pindah ke penumpang lain. Tapi kalo gak dikasi, langsung dah, ngedumel, "masa uang recehan aja gak punya sih? pelit banget." 

Pas nyampe di temen gue (cewek dan ada suaminya disebelahnya, dia pake kerudung), "Bu Haji, minta duitnya dong, masa recehan aja gak ada, pelit banget sih?" tapi temen gue gak  bergeming. Trus pindahlah ke gue, tangan dia udah nyenggol-nyenggol tangan gue, sambil minta, "mbak, tolong dong mbak, masa gak ngasi sih, buat apa pake kerudung?". Whaaattt???? Maksud lu apaaaa????


Walaupun kesel, gue diem aja, kalau nggak, udah gue piting dah tuh orang...aaarrghh!! Dan dia bergerak ke penumpang lain dibelakang gue, masih dengan kalimat yang sama, "ini gimana sih, pake kerudung tapi gak ngasi, pelit banget". Tambah panas gue....sompret nih orang, belum pernah gue suruh nyuci metromini apa ya??

Gue gak terlalu peduli abis itu dia ngomong apa, soalnya gue sibuk nahan amarah gue, tiba-tiba ada suara teriakan gitu, trus mobil ngerem mendadak, pas gue ngeliat kebelakang, tuh orang udah turun dan ada salah satu penumpang cowok yang mau ngejar.

"Udah dikasi masih aja ngomel-ngomel. Kurang ajar!!" Kata cowok itu. Si keneknya udah mau ngejer juga, tapi sopirnya gak berhentiin mobil, takut rusuh mungkin. Lagian itu daerah preman juga. 

Gak lama metromini yang kita tumpangin nyampe lah dengan selamat di tujuan, aah..Alhamdulillaaah...lega bangeett...

Kata temen gue yang waktu itu duduk dibelakang, cowok yang mau ngejar itu udah ngasi uang ke si pemalak itu, tapi si pemalak masiiiih aja ngeyel, sambil ngomong, 'gitar aja keren, tapi ngasinya dikit'. Kampret!! Udah untung dikasi, masiiih aja ngomel, cerewetnya udah ngalahin ibu-ibu nawar belanjaan.

Aahhh....masih sebeeeelll...pemalakan kayak gini tuh, udah ngetren di metromini-metromini rute Senen sampe ITC Cempaka Mas. Dengan dialog pemalakan yang sama, menjual citra anak jalanan dan kelaparan yang kayaknya semakin hari semakin banyak aja (jumlah anak jalanan + orang-orang yang kelaparan). 

Bukan gak bernurani dengan tidak memberikan apa yang mereka minta, walaupun hanya sekedar uang recehan, tapi cara mereka meminta kadang lebih menyinggung perasaan, mau minta kok gak bisa ngomong dengan halus atau lebih baik, kalo dengan tutur kata yang sopan kan kita juga ikhlas ngasinya, lah kalo pake kata-kata mengundang amarah seperti itu, apa gak jadi jengkel? Lagian, selama beberapa kali bertemu dengan orang-orang seperti itu, rata-rata mereka berbadan sehat dan kuat, masih mampu lah untuk kerja, walaupun cuma jadi pengamen atau pedagang asongan, bukankah itu jauuuhhh lebih halal, daripada meminta di bis-bis dengan cara memaksa?

Dan kata-kata mereka, 'kami kelaparan, perut kami sakit menahan lapar. Bapak dan Ibu yang berkerja setiap hari dan mendapatkan gaji tetap, tidak akan pernah merasakan kelaparan seperti kami. '. Kata siapa??? Walaupun gak hidup dijalanan, walaupun Alhamdulillah punya pekerjaan, bukan berarti kami tidak tau bagaimana rasanya lapar, kedinginan, dan tidak dihiraukan. 

Menjadi anak jalanan memang bukan suatu pilihan, siapa sih yang mau? Tapi adalah suatu pilihan untuk merubah kehidupan menjadi lebih baik kan? Gak semua anak jalanan itu berlaku atau bertutur tidak baik. Gue pernah kenal dan berteman dengan anak jalanan, mereka mau merubah hidup mereka, dan gak mau berakhir di jalanan. Mereka bekerja, mesti cuma jadi kuli bangunan, tapi itu halal. 

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” QS 13:11

See??

Aah...dan sampe sekarang, gue masih kebanyang sama perkataan orang itu, 'buat apa pake kerudung?'.  Biar keren!! Puasss!! Aarrrgggghh........!!! (>_<)

Huuuff....*tarik nafas*...sabaaar...sabaaaarr....orang sabar pantatnya lebar....heheheheheehe


Yak. Sekian dulu. Have a nice day everyone. Semoga selalu diberkahi Allah...Amiin ^_^

Sunday, October 16, 2011

So True!

Barusan baca tweetan yang bunyinya kira-kira begini :
"Mungkin kita sudah bisa melepaskan mantan dengan ikhlas, tapi nggak berlaku untuk merelakan mantan jatuh ke tangan oranglain..#1000KataKita"

Hahahaahahaa.......siaul! Pas banget ama apa yang gue rasain sekarang. Gue ikhlas seeee ikhlas-ikhlasnya dah lepas dari dia, tapi sumpaaaaaah demi setan badai penunggu pohon toge, gue saaaama sekali gak ikhlas dia mesra-mesraan sm orang lain..aarghhh!! Rasanya pengen nimpuk tuh orang pake bajaj!


Tapiiiii......bener juga lho quote berikut ini : 
"Menjadi pendendam hanya akan membuatmu puas untuk saat ini saja. Sisanya hanya akan menenggelamkan kecemerlanganmu di dunia #1000KataKita"

Ya deeeh....gue ngaku, atas dasar cemburu membabi buta dan digelapkan oleh amarah gue sudah bersikap seperti Ababil, kesentil sedikit maraaaah....ada yang gak sreg sedikit, maraaah...ada yang ketauan sedikit, tambah maraaaah bangeeeeeettt!! AAarrrgggh!! Dan rasanya jadi gak keren!! Sumpah! Sangat-sangat gak KEREN BANGET!! wkwkwkwkwk...


Tapi  kalo darah gak lagi di ubun-ubun, gue malu sendiri lho..hehehee...kenapa coba gue sampe melakukan hal-hal yang so childish banget! Bukan gue banget! Gak asik banget! Dan semuaaaa yang gak pernah gue bayangkan akan gue lakukan...hehehehe v^_^


Bersama dengan 'dia', entah kenapa gue bisa jadi diri sendiri, kalo gak suka, ya gak sukaa...kalo setuju ya setuju, kalo marah ya maraah...pokoknya gak ada yang ditutup-tutupin dah. Just be me. Bagus sih, karena gue gak perlu ber-jaim-jaim ria untuk  bisa dekat dengan dia. Tapiiiiiii yang ada malah gue bertengkaaaaaaaarr mulu sama dia. cape deeehhh..... >_<

*tarik nafas dalam-dalam....10 kali*

Ah..ya sudahlah, mungkin seperti waktu perkenalan dulu, untuk dekat butuh waktu. Begitu juga untuk jauh. Gak, gue gak akan melupakan dia, karena sudah jadi bagian memori di otak gue, juga di jiwa gue.

Akan datang orang baru lagi. Kalau pun tak ada..ya.. jangan doooong....masa gue single forever! No way Busway! Uh..Uh..no..no..no *sambil geleng-geleng dengan telunjuk digoyang - kok kayak dangdutan??*

 "Memaafkan berarti "menginvestasi" rasa syukur terhadap teguran Tuhan. Yakinlah, bahwa akan ada hari cerah bagi seorang pemaaf.#1000KataKita"

Hey kamyu, 
Aku minta maaf sudah menyusahkanmu untuk beberapa waktu ini, menyita perhatianmu untukku, membuatmu menjadikanku prioritas dan membangun mimpi  yang tampak seperti akan menjadi nyata.

Atas pertengkaran kita yang tak pernah berakhir baik,
Atas kebersamaan kita yang tampaknya tak pernah tulus,
Atas rahasia-rahasia yang seharusnya tetap menjadi rahasia,
Atas keangkuhan kita atas nama benar diatas segalanya,
Atas takdir kita yang mungkin hanya sampai disini saja.

Aku minta maaf. 

Dan aku memaafkanmu atas semua jerih payahmu berpura-pura untuk menjadikanku yang terdepan.
Sampai jumpa di kehidupan yang lain.

^_^


_Novie



Titik Surut

sst...
tenanglah wahai guruh dalam jiwaku
aku tahu kita sudah sampai
pada puncaknya yang tak tertenangkan lagi

patah parah memang
dan sayatnya lebih sakit dari hasil kerja sembilu

harusnya sejak awal aku tak abai pada peringatan hujan
banjir itu pasti datang
harusnya aku mengungsi

jauh,
pada tempat yang sekiranya hatiku tak lagi menggerutu

ah, ya sudahlah biar
mungkin inilah batu ujiku
pada titik pertemuan lahar dan laut
aku surut dalam senyap

lalu, ayo kita kembali ke ujung waktu, wahai jiwaku
kembalikan semua pada mulanya
pada apa yang tadinya kosong

pada satu
mutlak.

_Novie : 16.10.2011



Thursday, October 13, 2011

Udah Dikasiin!

Hari ini gue keseeeeeeeeeellll….12.000 kali lipat! Pengen nampol, nyekek, bejek-bejek, motong-motong tuh orang trus badannya gue taburin di sungai amazon, biar jadi makanannya piranha! Aaarrrghhh!!!

Ceritanya ada pemeriksaan sama salah satu Tim di kantor gue, posisi gue sekarang di HRDnya, yaaaang setiap harinya pastilah  berhubungan dengan hampir semua pegawai, dan mengurusi semua hak dan kewajibannya, mulai dari absen kehadiran, cuti, pensiun dll.

Emang ya, dari awalnya Tim Pemeriksa ini udah rese serese resenya! Apa-apaaaa pengen siap semua, apa-apaaa harus ada. Apa-apaaaa pengen bener. Mau minta data ini mesti siap saat itu juga. Lah lu kate kita megaloman, bisa nyiapin semua sekali kedipan mata? Ngek!!

Daaan gara-gara pemeriksaan yang menyiksa itulah, kita sampe beberapa hari ini pulang malem mulu, dengan tujuan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan tuh Tim. Lemari dikeluarin semua isinya, gudang diobrak-abrik. Tempat sampah di keluarin semua isinya. Komputer di bongkar. Baju dibuka. Eh..gak sampe segitunya sih. Tapi tetap saja..MENYEBALKAN!!! Aarrgh!!!

Dan hari ini, gue berhadapa langsung ama salah seorang anggota dari Tim itu. Kali ini yang ditanyain adalah masalah rekap absen. Yaaaaaaaang udah gue serahin sendiri ke bendahara keuangan untuk dikeluarkan uang makan bulan ini. Tolong catet, gue nyerahin sendiri tuh rekap absen, dengan tangan gue yang sekarang gue pake buat ngetik ini, langsung ke bagian keuangan. Dan yang paling bikin nyebelinnya adalah, tuh orang pake gak percaya gue yang nyerahin. Lah lu pikir gue amnesia apa??

Kira-kira begini cuplikan pembicaraannya :
Boss gue
:
Ee…rekap absen yang bulan September udah dikasiin ke keuangan belum?
Gue
:
Udah Pak, beberapa hari yang lalu?
Boss gue
:
Yakin?
Gue
:
Iya, orang saya yang nyerahin sendiri kok.
Boss gue
:
Oh ya udah, itu Tim Pemeriksa nanyain.

Boss gue balik ke ruangannya yang di dalam ada orang Tim Pemeriksa. Selang beberapa detik, Boss gue keluar lagi.

Boss gue
:
Gak ada katanya. Tim udah nanya kesana. Katanya keuangan belum nerima. Coba deh kamu telfon bagian keuangan.
Gue
:
Udah, Pak. Saya sendiri yang ngasiin.
Boss gue
:
(agak dilemma)Bentar. Ee…tadi nanyanya ke siapa Pak? (Boss gue balik ke ruangannya)
Tim
:
Tadi saya nanya ke Rustam. Katanya belum dikasiin.

Mereka berdua keluar dari ruangan Boss gue. 

Gue
:
(masih dengan nada yang baik dan berdiri dari meja gue) Udah kok. Saya sendiri yang ngasiin.
Tim
:
Ngasiinnya ke siapa? Saya tanya ke dua orang cewek yang disana katanya belum ngasiin. (sambil ngerokok. Anjrit gayanya udah kayak Bandar togel aja!)
Gue
:
Udah Pak, masa saya bohong sih. Saya kasiin sendiri ke mereka
Boss gue
:
(berusaha jadi penengah) Coba kamu telfon dulu.
Gue
:
(agak gondok karena gak dipercaya, langsung pencet ext keuangan). Eh.. (gue langsung berhenti di deringan kedua). Udah kok  Pak. Bapak nanya sama siapa? (pertanyaan gue ini buat orang Tim itu)
Tim

Ke Rustam.

Dalam hati gue, lah, bukannya tadi bilangnya nanya ke pegawai cewek yang ada disana? Kenapa jadi Rustam? Wah gak konsisten nih orang. Mau ngadalin gue apa yak?

Gue
:
Udah Pak. Udah saya kasiin sendiri. Ke dua orang cewek yang disana. Kalau Bapak gak percaya, Bapak tanya aja deh ke mereka. (Sambil nutup telepon, gue langsung ngomong ke tuh Tim)
Tim
:
Gak ah, gak ada. (sambil ngehembusin rokoknya).

Buset, minta ditampol nih orang! Dasar monyet barbar!

Gue
:
Ada kok Pak. Pokoknya saya udah ngasiin ke sana. Kalau Bapak gak percaya, Bapak cek sendiri aja kesana. (langsung gue tinggal, balik ke komputer gue, ngurusin kerjaan gue).

Trus dia ama Boss gue balik ke ruangan Boss gue dengan wajah senyum-senyum licik gitu. Duh. Kalo boleh sih udah gue jedot-jedotin tuh kepala dia ke tembok! Arrrrrrrrrgghh!!!





Thursday, October 6, 2011

Giliran

sayang, salam untuk pacar-pacarmu yang genit itu
aku mau tidur dulu
pinggangku nyeri sekali
tadi suamiku terlalu bersemangat

temui aku besok saja ditempat biasa
dibawah pohon kamboja berbunga ungu
kata tetangga sebelahku, besok kembangnya mekar semua
ia kan rindang sempurna
tepat seperti yang kau katakan setahun yang lalu
saat kau menguburkan jasadku diam-diam.

_Novie :  05.10.2011

Tuesday, October 4, 2011

Biar Gue



karena gue melihat apa yg gak mereka lihat dgn mata mereka...

karena gue merasakan,apa yg gak mereka rasakan dgn hati mereka..

karena gue mengerti
apa yg gak mereka mengerti dgn akal mereka...

dan karena untuk ada disini...di dpn lu..gue gak butuh alasan apapun..

biar gue yg tau kisah hdp lu....
biar gue yg simpan rahasia pahit dan manis lu....
biar gue yg bakar semangat lu saat lu merasa mati....
biar gue yg menutup pintu itu,saat lu merasa mereka membunuh lu perlahan...
biar gue yg berjalan disamping lu saat semua orang manggil lu 'Anjing!'

biar gue..yg menyimpan segenggam jejak hidup lu yg singkat....

karena untuk ada disini..di hadapan lu..gue gak butuh alasan apapun.

opiezip_01.08.10