Friday, July 8, 2011

Yang Galau Yang Meracau : Fahd Djibran






Wow! Seperti buku-buku Fahd sebelumnya, buku ini juga mampu MENAMPAR!!

Yang Galau Yang Meracau dibagi dalam 3 Bab: SETAN-CINTA-TUHAN.

Bab SETAN:
Setan. Dalam pikiran kita, dia adalah makhluk menyebalkan yang penuh kutukan, seolah-olah semua dosa adalah akibat godaannya. Berwajah menyeramkan, dengan taring yang meneteskan darah, rambut semrawut, kuku panjang 20 senti, pokoknya males banget dah kalo disuruh ketemu. Eh, itu setan atau hantu ya? Ah sama sajalah, toh intinya, 'makhluk yang tak menyenangkan!'. Tapi pernah gak sih, terpikir kenapa Setan diciptakan dengan tugas seperti itu? Menggoda manusia untuk berbuat dosa, menjerumuskan anak-cucu Adam ke lembah nista, membuat neraka penuh oleh manusia! Tau, kenapa Setan berbuat seperti itu? Karena dia terlalu cinta pada Tuhan. Gak percaya? Coba tanya sama Setan yang ada disebelahmu. Kali aja dia bisa jawab semuanya. Atau..kalo gak mau repot-repot mesti 'terawang' dulu, baca aja bab tentang Setan di buku ini. Kalo udah, salamin, bilang, kapan maen ke kosan.

Bab CINTA:
Cinta. Cinta itu apa sih? Apa melulu perasaan kasih terhadap lawan jenis? Atau sebuah ungkapan pencarian terhadap apalah entah, tidak berwujud tapi terasa? Buat saya, Cinta itu seperti kentut! Saat ditahan dia bikin sakit perut, saat keluar, bikin lega. Cinta itu adalah nikmat. Cinta itu, bersyukur. Menurut kamu, Cinta itu apa? Kalau kata Fahd Cinta itu adalah…..*baca sendiri aja yaaa.. :D

Bab TUHAN:
Dulu, sebelum ketemu buku-buku Fahd, saya benar-benar Galau-Bimbang-Resah dan Gelisah *kok kayak lagu ya?*. Saya mencari dimana Tuhan. Tuhan itu apa? Kenapa harus disembah? Kenapa Tuhan bisa menguatkan? Kenapa ada Surga dan Neraka? Kenapa ada rasa penasaran yang membuncah? Kenapa? Kenapa? Daaaan Kenapa lainnya.
Saya mencoba mencari tahu tentang Tuhan. Tanya sana tanya sini. Berdebat macem-macem. Dan karena rasa penasaran saya akan eksistensi Tuhan, saya pernah dibilang murtad. Hm…awalnya saya sedih, marah. Tapi pada akhirnya saya sadar. Pencarian tentang Tuhan itu bukan masalah benar atau salah, tapi justru kembali kepada pemahaman tentang apa yang dirasakan. Tentang sebab dan akibat. Sungguh. Sebenarnya saya takut menjadi tidak ber-Tuhan. Lebih takut lagi akan hukuman yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Aneh. Pada hal yang belum tentu terjadi saja saya sudah takut, padahal masuk akal pun tidak. Tapi, apakah Tuhan juga masuk akal?


Sama seperti di buku Menatap Punggung Muhammad –yang membuat saya malu-, buku ini juga sekali lagi MENAMPAR saya, TELAK!

Masihkah apa yang sebenarnya ada di dalam diri kita, yang sebenarnya suci, yang sebenarnya adalah pengingat yang jelas, kita tampik dengan keras, dan lebih mengutamakan apa yang nantinya akan musnah?

Terima kasih banyak Mas Fahd. Terima kasih banyak.

-Jakarta, 8 Juli 2011.

No comments:

Post a Comment