Sabar itu...
menahan diri untuk nggak ngomel-ngomel
waktu nunggu busway yang datangnya selaluuuu telat,
kepanasan, desak-desakan daan tentu saja, nyampe kemana aja gak tepat waktu.
kepanasan, desak-desakan daan tentu saja, nyampe kemana aja gak tepat waktu.
Sabar itu...
menahan amarah
pada kejadian un-moral yang terjadi pada balita yang ditabrak lari dua kali di China.
Sabar itu...
menyebutkan doa diam-diam untuk Simoncelli,
(masih gak percaya dia pergi begitu cepat).
Sabar itu...
membiarkan lebih dulu masuk lift kepada orang-orang yang sudah ngantri sekian lama,
pun juga kepada orang-orang yang sangat santai menyerobot antrian
Sabar itu...
mau mendengarkan keluh kesah orang lain,
sekalipun saat itu, gue lagi gak mood sama sekali
Sabar itu...
mempersilakan orang yang gak gue suka
untuk berbuat sesuka mereka dengan tetap membuat mereka berpikir 'i'm not their dog'
Sabar itu....
mengantri di toilet bioskop karena nahan pipis
dan ngayal udah ada diantrian paling depan padahal masih ada sekitar lima belas orang lagi
Sabar itu...
mau menyelesaikan kerjaan kantor walau tahu,
gak akan pernah selesai hari ini atau kapanpun
Sabar itu...
seperti melepas teman bertugas ke negeri lain,
dan berharap suatu saat nanti masih bisa berkumpul bersama dengan jumlah yang sama pula.
42.
Sabar itu...
menikmati setiap tikaman rasa sakit pada tulang belakang,
pada bagian tubuh yang lain,
demam yang meninggalkan pusing yang amat sangat,
dan lidah yang terasa pahit sesudahnya
Sabar itu...
membuka lebar-lebar luka di hati,
lalu mengangin-anginkannya dan sedikit menaburi garam
untuk membiarkannya kebal dan tak akan merasakan sakit lagi selamanya
Sabar itu...
adalah setiap senyum,
yang akan aku persembahkan padamu,
dalam gundah atau bahagiamu,
tanpa kau perlu tahu, apa yang sebenarnya aku rasakan.
Sabar itu...
pantatnya lebar...
Hahahaaha...serius-serius amat sih?
Hidup cuma sekali kawan, so, be wise! (^_^)
*terinspirasi dari kejadian hari ini
**gambar diambil dari http://erwinperkasa.wordpress.com/2011/03/page/6/
Untuk Bait terakhir itu menunjukkan siapa sang penulis yang sebenarnya... wekekekek....
ReplyDelete